MAX WALLPAPER HD ARENA OF VALOR

MAX AOV WALLPAPER HD

CERITA MAX

Seperti yang dikatakan Max the Wunderkind dalam otobiografinya, seorang penemu jenius seperti dia tidak mungkin ada hari ini tanpa bimbingannya, Moren the Technowiz.

Tapi untuk pendidikan Max, dia mengabdikan diri untuk segala sesuatu tanpa syarat.

Hidup Max berat, ayahnya meninggal dalam perang sebelum lahir. Ibunya bekerja keras untuk mengabaikan Max sendiri, karena dia tidak punya uang saku atau keterampilan hidup untuk ditawarkan kepada siapa pun, Max tidak punya pilihan selain berkeliaran di jalanan.

Dia menghabiskan waktu di dekat rumah orang sampah nomor satu dunia. Pria itu bernama Moren, saat itu Moren sedang dalam krisis setelah amukan Skud, kreativitas dan kualitas karyanya sedang menurun.

Dan dia membuang mesin yang tidak bisa dinilai seperti sampah Sampah ini menjadi penghasil uangnya. Dengan harta Max, para tunawisma lainnya membenci para tunawisma, dan mereka bersatu untuk mengusir seorang yatim piatu seperti dia ke luar negeri.

Max tahu dia tidak bisa memenangkan banyak orang. Jadi dia memilih untuk melarikan diri. Sampai dia membuat senjata mekanis dari sisa-sisa yang dia kumpulkan. Dia kembali untuk mengajar mereka yang telah mengganggunya. Moren dibangunkan oleh suara nyaring.

Dan terkesan dengan apa yang dilihatnya, senjata yang digunakan Max agak kasar. Tapi ternyata itu sangat modern. Dia mengundang Max untuk datang ke rumah untuk menanyakan tentang senjata itu.

Ketika dia mengetahui bahwa Max-lah yang membuatnya, Moren segera melamar seorang jenius muda seperti dia sebagai muridnya.

Tidak ada alasan bagi Max untuk menolak penawaran bagus ini. Di bawah asuhan Moren, Max mempelajari cara-cara rumit untuk membuat mesin.

Dia telah membangun berbagai kendaraan Dan mengubah anak yang tidak berdaya menjadi mesin yang tangguh dan mumpuni yang tidak bisa dikalahkan oleh orang dewasa Berkat penemuannya, Max adalah manusia termuda di kerajaan yang menerima pangkat ksatria.

Dari dulu Dia telah memimpin kendaraannya ke peperangan yang tak terhitung jumlahnya. Dan menorehkan namanya sendiri dalam sejarah Anda akan sedih memandang rendah saya.

Next cerita

"Teknologi akan mengembangkan umat manusia":

Kutipan terkenal dalam otobiografi Max, kejeniusan penemuan dan murid sejati dari master mekanik hebat Moren.

Moren mungkin orang tua yang kering dan pemarah, tapi dia tidak kasihan mengajar Max.

Max memiliki kehidupan yang sulit. Ayahnya meninggal dalam perang sebelum dia lahir, dan ibunya sendiri bekerja keras untuk membesarkan Max.

Tanpa sepeser pun, Max harus berguling-guling di jalanan untuk melewatinya.

Dia sering nongkrong di sekitar penghasil sampah Moren terbesar di dunia

Moren terkubur dalam frustrasi dengan munculnya robot Skud.

Moren merasa tertekan, meninggalkan mesin yang dirancangnya sebagai barang bekas.

Namun, mereka adalah sumber daya yang berharga bagi Max, membantu Max bertahan hidup dan meningkatkan harapan menjadi penemu.

"Keberuntungan besar" Max membuat gelandangan lain merasa iri. Mereka berkumpul bersama dan mengusir anak yatim piatu ini dari jalanan.

Mengetahui bahwa dia tidak bisa melawan massa, Max dengan bijak mundur, sampai dia bisa membuat mesin dari sisa-sisa, memberinya keunggulan melawan mereka.

Terbangun oleh suara-suara aneh, Moren benar-benar terkesan dengan apa yang dilihatnya. Mesin yang dibuat Max, meski masih primitif, menunjukkan kreativitas tanpa batas.

Dia mengundang Max masuk dan menanyai mereka. Ketika mengetahui bahwa dia membuat alis ini sendiri, Moren langsung menerima Max sebagai muridnya.

Dan tentu saja, Max tidak punya alasan untuk menolak tawaran tersebut.

Di bawah bimbingan Moren, Max mempelajari teknik-teknik rumit membuat mesin.

Dia membangun mesin tempur yang sangat kuat, membantu anak-anak yang lemah menjadi lebih kuat, mampu melawan orang dewasa. Dengan penemuannya, Max menjadi prajurit termuda di Tanah Perjanjian.

Sejak itu, dia telah bergabung dengan mesinnya dalam pertempuran yang tak terhitung jumlahnya, menempatkan jejaknya dalam sejarah umat manusia.

"Anda akan menyesal jika Anda meremehkan anak seperti saya"

MAX WALLPAPER